Kamis, 30 September 2010

                                          I

Dua perajurit dari dalam penjara sambil menghela seorang perempuan. Dengan badan yang loyo berkesempatan berbisik " Inilah saatnya,...sudah datang peringatan sebelumnya kepada Mu "
                       Kecatikan yang ia benggakan serta bibir yang merekah, yang selalu memutarbalikan kebohongan
                       menjadi kebenaran, Kebohongan menjadi alat memelas dan mengabaikan, kebohongan menjadi
                       senjata yang memberondongkan peluru-peluru tajam kesedihan derita hidup agar mendapat
                      pengakuan, simpati, serta belas kasih dari para lelaki buruannya.
   Wajah cantik berubah menjadi pucat dan bibir pun pias memaparkan keputus asaan.
   Tetes air mata mengiba sera leher yang menyembunyikan penyesalan yang mendalam.
         Inilah perempuan yang lalri dari ranjang suaminya.
         Lari menjauh demi hayalan semunya,.....
        Lalu didapati dalam dalam pelukan hangat tangan lelaki-lelaki buruannya,.........
        yang dapat mewujudkan nafsu dunianya.
                          inilah perempuan hebat yang tidak akan pernah dapat mandiri
                         perempuan yang meninggalkan anak terkasih alik-alih bekerja demi anak.
          Peremuan yang menelantarkan mahluk kecil
          tanpa dosa yang lucu, lugu dan biru yang seharunya mendapat perhatian dan didikan yang baik
 Perempuan yang mengabaikan titipan dari sang Raja Semesta Alam ......
Perempuan yang terdidik dengan kesenangan......
 Tanpa mau bersusah payah.......
Perempuan  gampang mengelurakan kata-kata sampah.....
dan....
selalu lari mengudik menghindari diri dari pertanyaan kami.......                                                       PzT
 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------                                   II

Sang Raja Memandang tajam  bagai pedang yang menikam
Menusuk dan mengorek hati.....
Perempuan Muda Cantik dan hebat pu berubah pucat....
Menunduk  berputus asa.
     " Lemparkan Dia Kedipan Berduri!...
       Siapa tahu Ia dapat mengenang ranjang yang mengotorinya dengan aib!.....
       Siram Dia dengan air yang mendidih!...
       Siapa tahu Dia dapat mengenang kemolelan tubuh yang lotor itu!....
      Belenggu Kakinya dengan rantai yang membara!...
      Agar Dia dapat mengenang, ketika Ia lari dari sisi suaminya....
         serta selalu meninggalkan anak terkasih titipan AKU.....
     Lumuri Dia dengan Lupur panas!......
     Siapa tahu Ia dapat mengenag kemolekan tubuh yang kotor itu!......
      Salib kedua tangannya dengan paku yang memerah menyala!....
      Agar Ia teringat akan kelupaannya untuk mendekap sang buah hati dengan ketulusan seorang ibu....
    Telanjangi Dia dan Rebahkan di atas batu hitam, mengkilat, licin dan membara!.....
    Supaya Dia dapat mengenang, betapa bergairahnya ia dalam dekapan ranjang para kekasih, para lelaki
    buruannya

Senin, 27 September 2010

Jika aku kesana......
Bukan untuk Cinta atau Rindu
Kupasatikan ada dari organ ini biarkan kau sendiri
Meratapi rinkik batang hari dengan mata terbuka
Mencari hulu dan menelusuri jauh hingga hilir sungai
Kau senyap menatap.
Jika aku kesana......
Bukan untuk Cinta atau Rindu
Tapi ingin kupastikan agar kau tak lagi
mengulang kisah pelarian dengan senyum kemenangan,
kebohongan, dan kemunafikan.... diantara
peluh sore dan aroma busuk perempuan tua pengasuhmu
Ku temukan cemas meradang di wajah
Kau senyap memandang.
Jika aku kesana......
Tidak juga untuk Cinta atau rindu
Tetapi dongeng yang pernah kau teraskan dari
mimpi dan hayalan sepotong malam di daratan
tanah sebelah timur lebih merangsang ku mengobrak-abrik
wacana kegekisahan mu.
          " Kau terlahir dari proses panjang didikan
            perempuan tua berbau busuk
            segala peroses persetubuahan yang kau
            pernah lakukan sebelum aku menyentuh mu
            dan tidak ada alasan diam menunggu di jemput
            oleh kekasih-kekasih Mu "
Jika aku kesana.....
tidak juga untuk Cinta dan Rindu
Tetapi kupastikan bahwa aku adalah ternak perah
untul menghasilakan kepingan Emas sebagai upeti,
jasa membesarkan mu dari perempuan tua berbau busuk
pengasuh mu.
Jika aku kesana......
Kupastikan aku kan menjemput pangeran kecil yang mulai haus
akan perhatian, pelukan kasih sayang....
yang selam ini kau tekantarkan .
         Jika aku kesana adalah......
         Cinta atau Rindu bukanlah jawaban....Namun
         senyum kesedihan dari kebodohan Mu
         Jika aku kesana adalah.......
         Serupa pagi kehilangan embun lantaran tak ada rekam jejak malam.
Jika aku kembali dari sana..........
Adalah demi Cinta, Rindu dan Kasih sayang
bersama calon imam kecilku untuk
menyambut pagi dengan butir embun yang bening dan jernih serta
dihangatkan sinar mentari yang indah di setiap pagi.