Kamis, 07 Oktober 2010

Sali Berbagi....
Saling Menghargai....
  Bagai air dan Sungai
  Bagai bunga dan rumput
  Segar menjalar.....
  Saling megerti dan tak ada maksud......
  Mengkhianati
        Seperti Sulur nadi
        Sungai sering ngulur umur permai
        Seperti sungai yag mengabdi
            Yang menjaga kacang dan padi
             Bila hujan tertahan ke bumi
                   Tercuci dengki dan benci, agar bersih badan dan hati
                    Di saat begini. kita sering tertawa walau tak sampai terbahak...
Jangan sampai kita berbohong, apa lagi saling menggong-gong
Tanpa bayak omong samapi kita berdua ompong
     Ikan -ikan  untuk mengisi sepi sawah, berjanji kita untuk tidak berpisah
     Kita yakin kan bahagaia walaupun di gubuk sederhana....
     Itulah Sorga Kita.
.........................BINTARO...............................................................................PzT
    
 

Aku Janji akan mengembalikan Baju Mu.
Aku Juga kan menginggalkan kenangan akan baju itu
Aku sendiri pun berjanji 
         Bagai kupu dengan bulu-bulu...
         Sudah ku bilang itu soal waktu....
     Dan aku pun akan menanggalkan baju ku
     Bagai kembang perpulang dan Biji datang kepayang
                   Kini saatnya aku jadi Burung
                   Tak penting Burung apa... dan..
                   Tak Perlu kau repot memberi nama
                   Agar dapat terbang tinggi meninggalkan dendam pada Mu
Bagai kupu dan angin yang melahirkannya
bagai malam beranjak fajar
bagai embun mengering membari arti
untuk diri melangkah menggapai mimpi.....
........................CEREWET !!!!!...........................................................................  PzT.
Fairy In The Woods

I....
Akankah berdiri mematung menatap gundukan tanah yang masih memerah.
Disinilah terbaring dua perempuan yang pernah mengisi kisah hidup.
Layak kah diri terus terbakar dendam .....
Ku tatap dua gundukan tanah yang memerah.
Aku berpikir, Memeras, sambil terus mengamati diri dalam langkah lesu
Bagai sekuntum bungan yang di lindungi oleh ribuan dedaunan dari.....
Kilau sinar yang tajam, setajam dendamku, menusuk tempus pada dua nisan
yang tertulis  nama perempuan-perempuan itu.
Rimbun dedaunan, bagai tak memperbolehkan ku berhayal tajam tentang dua nisan
tertulis dua perempuan itu di waktu malam.......
........Lelah......Bintaro.....Lelah...........

Mage picture

II...
Tak kala mengarahkan pandangan dari cakrawala biru....
kesalah satu gundukan tanah merah, dari dua gundukan di hadapan.... 
"....Inilah Pedangkau Wahai Segenggam Kemarahan.
 ....Telah - DIA - Tancapkan di Atas gunduka tanah tersebut.
.....Inilah Buah Kebodohan dan Ke ingkaran atas kasik sayang  yang telah diberikan....
     dengan tulus....
            Dan mungkin inalah balasan bagi jiwa Mu.
            yang senang di balutkan nafsu dunia yang berlebihan,....
            dan di bodohkan,- jauh lebih bodoh dari keledai dungu.....
            sekalipun alam hayalmu semu.....
                         Sadarkah kau Hai perempuan yang peranah terkasihi....
                         Hidup ini nyata- bukan seperti hayalan Mu......
                         Hidup bagai Sang Putri yang terpenjara dalam Kastil.....
                         Sebuah Istana Semu Mu...
...........Maaf Aku Terusik.....Bintaro.......................................................................Pzt.

Rabu, 06 Oktober 2010

Downlad free Eyes - Eye in hands wallpaper








Anak domba di pelihara dan diberi rumput.....
Dengan rakusnya anak domba pun kegirangan, namun......
Sang Heina tua betina melalap sang domba......
Sang Heina tua betina terkena karma rimba, dan.......
Kematian memangsa Sang Heina tua betina itu.
    Inilah Kekuatan yang dapat berbalik dari hukum sebab-akibat menjadi hasil yang baik
Bagi misteri lidah-lidah yang tajam bak belati bersisi dua....
Mengusik dan merobek-robek kain sutra sebauh kehidupan yang baru tumbuh......
Dapatkah aku mencakupnya dengan seulas senyum....
dengan tulus, ikhlas... seperti lautan yang  menerima semua yang di alirkan sungai.....
sambil melantunkan kidung-kidung ombak yang menghasilkan buih-buih putih nan bening....
Namun suatu saat, satu kekuatan akan menghadapkan perempuan-perempuan itu kehadapan makamah pengadilan Sang Pencipta.... Dan....
Harus kah diri ini dipaksakan seperti laut dengan ombak berbuih putih bagai kidung....dalam...
Menata langkah.... mungkin waktulah yang kan menjawab.......

...........................Bintaro....Kelelahan Hati...............................
Seberapa besar menyayanginya.....
Izinkan untuk menggambarkan bilangan untuknya..
Kasih sayang sebanyak bilangan nafas dan sejauh langkah kaki
tuk membri mu kehidupan....
Kasih sayang yang memenuhi hari-harinya tanpa kau sadari
Dengan keringat untuk menghidupinya dan terus mencoba untuk
selalu berusaha membahagiakan Mu... adalah sebuah kawajiban.....
walau roda pedati terperosok dalam sebuah kubangan.
Pegang teguh kesetiaan dan menabur kasih sayang untuk Mu...
Menyematkan kepercayaan untuk merawat dengan penuh perhatian bagi calon Imam kecil kita...
yang biru, lugu dan lucu pada mu.
Ketika terjatuh, ketika roda pedati terperosok dalam kubangan.
Perempuan Tua berbau busuk pengasuh ankatmu....
membawa calon imam kecil yang lugu, lucu dan biru beserta kau....
pergi membawa senyum dan meninggakan kehampaan.
Mungkin Kau Istri Ku akan mengenang dan mengerti tentang kasih sayangku...... sebab..
     Kasih sayangku lebih Suci bila kelak aku mati.........
     Kasih sayangku lebih Angung bila kelak nyawaku mengapung.........
     Kasih sayangku lebih Subur bila ku terlelap dalam kubur..........                                 PzT
Perempuan Tua tampak lusuh dan gemetar
Tatapan Sang Raja begitu tajam bagai seekor Rajawali lapar
Menatap Burung gagak hitam yang telah patah pada kedua sayapnya
     " Belenggu seluruh badanya dengan rantai-rantai yang menyala!, bawa perempuan tua itu kepohon
       yang menyala!,Gantung lehernya dengan tali yang menyala!,...
       Biarkan jasadnya menggantung di atas jilatan-jilatan tungku yang menyala!
       Biarkan angin panas berhembus menebarkan bau busuk membakar seluruh tubuh perempuan tua
       itu!
       Yang berlumur kepicikan, ke egoisan, dan dosa perempuan tua ....yang tega memeras
       keringat dosa anak angkat perempuannya...
Perempuan tua sang pengasuh yang selalu melangkah kahkan kaki ketempat-tempat keramat sekedar membeli mantra-mantra.......
 Aga lidahnya tajam..... setajam pisau.
 Agar ringan dalam memutar balikan fakta.
 Agar dapat terlihat Iba...
 Agar semua yang menatap tunduk....
 Agar Suaminya pun bertekuk lutut...di telapak kakinya....
       Perempuan Tua pengasuh yang senang menghasud dan
       Suka mengobral kata-kata sampah di balik punggung....
............ Akan kah Karma akan Memeluk Perempuan Tua Angkat Mu........
................................ Aku Tak Sabar Menunggu .......................................