Selasa, 01 Desember 2009

Peninggalan Kangjeng Prebu

Namun kini yang ada hanya tinggal makam keluarga dan Jambansari yang tinggal secuil. Situ yang dulu ada di sebelah barat telah tiada bekasnya barang sedikitpun. Padahal dulu ada dua situ, di sebelah barat dan timur. Sekarang sudah berubah menjadi perkampungan. Tanah yang dulu menjadi milik anak dan cucu Christiaan Snouck Hurgronje, sebelah timur tapal batas dengan Jambansari, kini juga sudah menjadi perkampungan. Pemakaman Kangjeng Prebu sampai sekarang masih diurus dan dipelihara oleh Yayasan yang dipimpin oleh Toyo Djayakusuma. Sementara waktu ke belakang, sempat terlantar kurang terurus karena tiadanya biaya. Jambansari hampir hilang terkubur ilalang. Maka didatangilah rumah keluarga Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia di Jakarta yang saat itu dijabat Ir. Radinal Muchtar. Oleh keluarga itu kemudian dilakukan pembenahan dan perbaikan serta diangkat lagi martabatnya. Kebetulan isteri dari Radinal masih menak Galuh Ciamis, keturunan Kangjeng Prebu. Jadi masih merasa perlu bertanggungjawab untuk memelihara pemakanam dan komplek Jambansari yang oleh rakyat Galuh sangat dimulyakan.
Ada yang sedikit menggores ke dalam rasa dari orang Galuh Ciamis, terutama yang bertempat tinggal di Jalan Selagangga, seputaran komplek pemakanan dan Jambansari, yaitu saat Jalan Selagangga diganti namanya menjadi Jalan K.H. Ahmad Dahlan mengikuti nama pimpinan Nahdlatul Ulama. Oleh sebab itu orang Galuh tetap menyebutnya Selagangga, sebab di situ ada peninggalan Kangjeng Prebu yang dirasa telah besar jasanya dalam sejarah Galuh Ciamis. Tanpa mengurangi rasa hormat pada Ahmad Dahlan, mereka meminta bupati untuk mengembalikan nama Jalan Selagangga untuk mengenang Kanjeng Prebu yang memiliki keraton di tempat itu, memimpin Galuh dari sana, bahkan dimakamkannya juga di pemakaman Sirnayasa (Jambansari) Selagangga. Mereka merasa tak melihat adanya alasan yang bisa diterima bila Jalan Selagangga harus berganti nama.

Peninggalah Kerajaan Galuh

Keberadaan Kerajaan Galuh diketahui melalui sumber-sumber sejarah baik yang berupa prasasti, candi maupun artefak lainnya.


Candi Cangkuang, salah satu warisan dari Kerajaan Galuh

Prasasti dari masa Kerajaan Galuh

Kepurbakalaan peninggalan Kerajaan Galuh

No.
Kawasan
Situs
Artefak
Koordinat
1.
Sumedang
Gunung Tampomas (Cimalaka)
Teras berundak
108°05’BT, 06°47’LS, ±1020m dpl



Batu Kukus




Pabeasan



Astanagede (Darmaraja)
Teras Berundak
108°05’BT, 06°53’LS, ±230m dpl



Embah Jalul




Lembu Agung




Dalem Demang



Astana Cipeueut (Darmaraja)
Teras berundak
108°05’BT, 06°53’LS, ±230m dpl
2.
Garut
Cangkuan (Pulo-Leles)
Struktur bangunan
107°55’BT, 07°06’LS, ±704m dpl



arca Nandi, Siwa,




Siwaguru




Neolitik




Megalitik



Ranca Gabus (Cibeureum)
Teras Berundak (di 8 bukit)
107°57’BT, 07°07’LS, ±702m dpl



Pasir Lulumpang (13 teras)




Pasir Kiarapayung (10 teras)




Pasir Tengah (15 teras)




Pasir Kolecer (13 teras)




Pasir Astaria (19 teras)




Pasir Luhur (15 teras)




Pasir Gintung (12 teras)




Pasir Tunjung (19 teras)

3.
Tasik Malaya
Indihiyang
struktur bangunan
108°12’BT, 07°11’LS, ±420m dpl



Sisa fondasi




Lingga-yoni




Lumpang, umpak




Batu

4.
Ciamis
Batu Kalde (Pangandaran)
struktur bangunan
108°39’BT, 07°34’LS, ±03m dpl


Kanduruan (Batulawang-Banjar)
serakan batu
108°32’ BT, 07°24’LS, ±43m dpl



Menhir




Stone-Cist



Kalipucang
struktur batu
108°45’BT, 07°39’LS, ±50m dpl



Arca yoni, Nandi




Lingga



Ronggeng
struktur bangunan
108°29’BT, 07°24’LS, ±98m dpl



Lingga, Yoni, Nandi



Karang Kamulyan (Cisaga)
Batu Pangcalikan
108°29’BT, 07°21’LS, ±40m dpl



Sanghiyang Bedil




Panyambungan Hayam




Lamban Peribadatan




Cikahuripan




Panyandaan




Sri Bagawat Pohaci




Pamangkonan




Makam Adipati Panaekan



Gunung Padang (Cikoneng)
Teras berundak (5 teras)
108°16’BT, 07°17’LS, ±430m dpl



Mata air



Kawali (Kawali)
Teras berundak (5 teras)
108°23’BT, 07°11’LS, ±415m dpl



Prasasti batu (6 prasasti)




Batu Tapak




Batu Pangeunteungan




Batu Panyandaan




Batu Panyandungan




Sejumla besar menhir




Kerakal andesit

5.
Kuningan (Ciniru)
Sukasari
Lapik persegi
108°30' BT, 07° 03' LS, ± 310 m dpl



Yoni,Lumpang



Susukan (Ciawigebang)
Lapik persegi
108°34'BT, 06° 57' LS, ± 303 m dpl



Yoni, meja batu (?)



Ciarca (Darma)
serakan batu
108° 25' BT, 06° 58' LS, ± 945 m dpl



Lapik, Yoni




menhir



Hululingga
Teras berundak
108° 25' BT, 06° 58' LS, ± 945 m dpl

1 komentar:

  1. Ada beberapa koreksi:
    Ir. Radinal Muchtar bukan turunan ciamis, tapi istrinya yg memang asli turunan kangjeng prabu.
    Bapak toyo juga bukan pengurus yang sesungguhnya, justru pengurusan jambansari banyak dilakukan oleh rumpun koesumawinata turunan dari kangjeng prabu. beberapa kasus toyo juga salah satunya adalah penggelapan aset meskipun dia salah satu keturunan dr kangjeng prabu.

    BalasHapus